Kelompok Tani Harus Punya Pembuat Kompos, Herman Djide: Langkah Menuju Pertanian Berkelanjutan

9 hours ago 5

PANGKEP SULSEL – Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkajene Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan Herman Djide saat mengunjungi perkebunan Kacang tanah di Desa Lanne beberapa hari lalu.

Dia berkata  pentingnya kemandirian kelompok tani dalam memenuhi kebutuhan pupuk melalui pemanfaatan kompos. Menurutnya, keberadaan pembuat kompos di setiap kelompok tani merupakan langkah strategis untuk mewujudkan pertanian yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan bahwa selama ini petani masih sangat bergantung pada pupuk kimia dan harganya cukup mahal,   Dengan adanya unit pembuat kompos, kelompok tani dapat memanfaatkan bahan lokal seperti jerami, kotoran ternak, hingga limbah organik rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk alami yang murah dan ramah lingkungan.

“Kalau setiap kelompok tani bisa membuat kompos sendiri, mereka tidak hanya mandiri memenuhi kebutuhan pupuk, tapi juga bisa menambah penghasilan dengan menjual hasilnya. Ini jelas menguntungkan petani sekaligus menjaga kesuburan tanah, ” ujarnya.

 Pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu yang di juluki media seribu portal ini mendorong desa dan pihak terkait agar ada peningkatan dukungan berupa pelatihan, pendampingan, dan bantuan alat pencacah kompos. Menurutnya, program ini sangat relevan dengan visi daerah dalam memperkuat sektor pertanian sebagai penopang ekonomi masyarakat.

Dengan adanya kesadaran kolektif ini, Herman berharap petani Pangkep mampu beralih menuju pola pertanian ramah lingkungan yang tidak hanya menguntungkan saat ini, tetapi juga menjaga keberlanjutan lahan untuk generasi mendatang.

Kalau setiap kelompok tani memiliki pembuat kompos sendiri, itu bisa jadi kebutuhan utama karena manfaatnya besar sekali, baik untuk pertanian maupun perkebunan. Ada beberapa alasan kenapa ini penting:

1. Mengurangi ketergantungan pupuk kimia

Petani tidak perlu selalu bergantung pada pupuk kimia yang harganya mahal,   dalam jangka panjang bisa membuat struktur tanah rusak. Tanah kehilangan pori-pori alaminya sehingga air dan udara sulit masuk.tanah sawah semakin keras, dan Kompos bisa jadi solusi yang murah dan ramah lingkungan.

2. Memanfaatkan limbah lokal

Sisa panen, kotoran ternak, jerami, daun kering, bahkan limbah rumah tangga bisa diolah jadi pupuk kompos. Artinya, sampah organik tidak terbuang percuma.

3. Meningkatkan kesuburan tanah

Kompos memperbaiki struktur tanah, menambah unsur hara, menjaga kelembaban, dan membuat tanah lebih gembur. Cocok untuk sawah, kebun, hingga lahan perkebunan.

4. Kemandirian kelompok tani

Kalau setiap kelompok punya unit pembuat kompos, maka kebutuhan pupuk bisa dipenuhi mandiri. Bahkan, kalau produksinya berlebih, bisa dijual ke kelompok lain sebagai tambahan pendapatan.

5. Mendukung pertanian berkelanjutan

Kompos ramah lingkungan, tidak merusak tanah, dan mendukung sistem pertanian organik yang sekarang makin dibutuhkan.

Cara membuat kompos yang paling sederhana, bisa dipraktikkan langsung oleh kelompok tani atau di rumah

Bahan yang Dibutuhkan

1. Bahan hijau (kaya nitrogen)

Rumput segar, sisa sayuran, dedaunan hijau, sisa dapur organik.

2. Bahan cokelat (kaya karbon)

Jerami, sekam padi, daun kering, serbuk gergaji, kertas/karton tanpa tinta.

3. Kotoran ternak (sapi, kambing, ayam) – sebagai aktivator.

4. Air secukupnya – jangan terlalu banyak.

5. EM4 / MOL (Mikroorganisme Lokal) – bisa dibuat dari rebusan air beras + gula merah + buah busuk sebagai fermentasi.

Langkah Membuat Kompos

1. Siapkan Tempat

Gunakan lubang tanah, drum bekas, atau bak komposter. Pastikan ada sirkulasi udara.

2. Susun Bahan

Letakkan bahan cokelat (jerami, daun kering) di bawah. Tambahkan bahan hijau (rumput, sayur sisa).

Campur dengan kotoran ternak.

3. Semprot Aktivator

Larutkan EM4 atau MOL dengan air, lalu siramkan ke tumpukan kompos agar proses fermentasi cepat.

4. Jaga Kelembaban

Kompos jangan terlalu kering atau terlalu basah. Idealnya seperti spons diperas.

5. Aduk Rutin

Setiap 5–7 hari aduk tumpukan agar ada oksigen masuk dan proses dekomposisi merata.

6. Waktu Jadi

Dalam 30–45 hari, kompos sudah matang. Ciri-cirinya: tidak berbau busuk, teksturnya remah, warnanya hitam kecoklatan, dan tidak panas lagi

Tips Tambahan

Kalau ingin cepat jadi → perbandingan bahan hijau : bahan cokelat = 1 : 2. Jangan campur plastik, kaca, atau bahan kimia. Bisa tambahkan abu sekam untuk memperkaya unsur hara. ( Saharuddin)

Read Entire Article
Pertanian | | | |