Tani Digital: Teknologi Canggih Tingkatkan Kesejahteraan Petani Sragen

22 hours ago 5

SRAGEN - Desa Jetak, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, menjadi saksi bisu transformasi sektor pertanian yang semakin canggih. Pada Rabu, 5 November 2025, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid secara langsung meninjau kegiatan Panen Tani Digital, sebuah inisiatif yang digagas Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.

Melalui program Tani Digital, Kemkomdigi mengintegrasikan teknologi mutakhir seperti Internet of Things (IoT) dan kecerdasan artifisial (AI) ke dalam sistem pertanian. Tujuannya jelas: menciptakan pertanian yang lebih efisien, produktif, dan pada akhirnya, meningkatkan kesejahteraan para petani.

Menkomdigi Meutya Hafid menekankan bahwa teknologi seharusnya tidak hanya menjadi konsep abstrak, melainkan harus terasa manfaatnya langsung oleh masyarakat. "Teknologi baru itu tidak hanya mengawang, tapi harus membumi. Internet of Things (IoT) dan kecerdasan artifisial (AI) adalah teknologi-teknologi baru yang harus kita manfaatkan agar berdampak langsung terhadap produktivitas masyarakat, " ujarnya saat berada di tengah hamparan sawah yang menjadi bukti nyata keberhasilan program tersebut.

Salah satu terobosan yang diperkenalkan adalah IoT Smart Precision Agriculture System, sebuah solusi inovatif karya anak bangsa. Sistem ini terbukti mampu mendongkrak produktivitas pertanian, menekan biaya operasional, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. "Tadi kita lihat produktivitasnya naik, sementara untuk penggunaan pupuk penurunannya sampai 50 persen, kemudian juga penurunan emisi karbon dan polusi air dengan penggunaan pupuk berlebih juga menjadi turun, " ungkapnya dengan antusias.

Program Tani Digital merupakan hasil kolaborasi apik antara Kemkomdigi, Kementerian Pertanian, Pemerintah Kabupaten Sragen, serta para mitra penyedia teknologi. Sinergi ini menjadi fondasi kuat dalam upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional yang berbasis data.

“Ini adalah startup-startup lokal. Kalau kita mau mewujudkan kedaulatan pangan, teknologinya juga harus berdaulat. Anak-anak muda ini telah membuktikan bahwa startup lokal bisa betul-betul memberi solusi, ” tandasnya, bangga dengan potensi anak bangsa.

Semangat program Tani Digital sejalan dengan arahan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang sempat ditekankan dalam KTT APEC 2025 di Korea Selatan. Presiden sendiri menggarisbawahi pentingnya adopsi teknologi pertanian modern demi mencapai swasembada pangan.

"Kita ingin agar teknologi ini bisa dimanfaatkan dalam hal-hal yang menjadi prioritas Bapak Presiden, " tegas Menkomdigi.

Pengalaman langsung Tri Widodo, seorang petani asal Sragen, semakin memperkuat narasi keberhasilan ini. Ia menceritakan kepada Menkomdigi bagaimana penggunaan teknologi IoT secara drastis menghemat biaya pupuk. "Saya sebelum pakai alat digital Jinawi itu, Bu, (pengeluaran biaya) pupuk per satu hektarnya 1, 05 ton. Setelah pakai alat ini, saya menggunakan pupuk per hektarnya 650 kilogram, " jelasnya, takjub dengan efisiensi yang dicapai.

Lebih lanjut, Tri Widodo menambahkan bahwa perangkat IoT tidak hanya menghemat biaya, tetapi juga mempermudah petani dalam memantau kondisi lahan. "Alat digital ini juga saya bisa melihat kesehatan tanahnya, kekurangan zat asam, itu bisa kita lihat, " tuturnya, memberikan gambaran betapa canggihnya teknologi ini.

Melalui program Tani Digital, Kemkomdigi bertekad membawa kemajuan teknologi hingga ke pelosok desa, menjadikan teknologi sebagai sahabat sejati para petani. Kolaborasi harmonis antara kearifan lokal dan inovasi digital inilah yang kini menjadi pilar baru bagi ketahanan pangan bangsa Indonesia. (PERS) 

Read Entire Article
Pertanian | | | |