Herman Djide:  Inovasi Baru Bisa Menyapa Lahan Tidur di Sulap Jadi Kebun yang Berkelanjutan 

2 days ago 15

PANGKEP SULSEL - Ketua Dewan Pimpinan Daerah ( DPD) Jurnalis Nasional Indonesia ( JNI ) Cabang Kabupaten Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan saat melakukan diskusi dengan para pengurus DPD JNI Kabupaten Pangkep di warkop puang bos Pangkajene tentang perlunya pemanfaatan lahan kebun yang maksimal. Sabtu malam (2/6/2025)

Menurut Herman Djide bahwa pemanfaatan lahan kosong atau lahan yang terbengkalai dapat mengadopsi dengan konsep pertanian terpadu, sepetak tanah kosong bisa disulap menjadi pusat produktivitas dan edukasi. Proyek ini bisa menjadi bukti bahwa keterbatasan lahan yang di miliki bukan hambatan untuk membangun kemandirian pangan berkelanjutan.

Konsep kebun Mini ini bisa diterapkan dengan memanfaatkan lahan kosong dengan memadukan budidaya tanaman, peternakan kecil, dan kolam ikan dalam satu sistem yang saling mendukung. Sistem ini tidak hanya efisien, tetapi juga ramah lingkungan dan hemat biaya operasional, bisa menciptakan sebuah ekosistem kecil yang meniru harmoni antara manusia dan alam,

Menurut Pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu perwakilan Kabupaten Pangkep ini bahwa tanaman yang dibudidayakan pun bisa beragam, mulai dari kangkung, tomat, hingga padi. Uniknya, sebagian lahan ini bisa disulap menjadi petak-petak tumpangsari yang ditanam menggunakan teknik raised bed dan disiram dengan sistem irigasi tetes. Semua ini dilakukan tanpa menggunakan pupuk kimia, melainkan dari kotoran ternak yang difermentasi secara organik.

Tak jauh dari kebun sayur, terdapat kolam ikan berisi nila, ikan lele dan ikan koi. Kolam ini menjadi bagian penting dari siklus pertanian terpadu. Air kolam yang kaya nutrisi dialirkan ke kebun sayur untuk menyiram tanaman, sementara limbah tanaman sebagian kembali ke kolam sebagai pakan alami ikan. Sistem ini dikenal dengan sebutan aquaponik hibrida.

Menariknya, di sisi lain lahan dibangun kandang mini untuk ayam kampung. Kandang didesain vertikal agar hemat tempat dan tertutup rapat untuk menjaga kebersihan serta mengurangi bau. Kotoran ayam diolah menjadi kompos padat dan pupuk cair yang langsung digunakan untuk kebun sayur.

“Yang membedakan ini dengan kebun biasa adalah integrasinya. Semua saling terhubung. Tidak ada limbah yang benar-benar terbuang, ” jelas Herman Djide,

Bahkan sisa dapur dari warga sekitar dikumpulkan dan dijadikan bahan pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) untuk fermentasi pupuk. Kegiatan ini juga bisa membuka lapangan pekerjaan bagi warta setempat.

Program ini tidak hanya menghasilkan sayur dan ikan segar untuk konsumsi lokal, tetapi juga menjadi pusat edukasi pertanian urban. Anak-anak sekolah dan mahasiswa pertanian tentu bisa datang  belajar langsung tentang sistem pertanian terpadu dan teknologi tepat guna. Hal tersebut bisa menjadi contoh bahwa teknologi dan kearifan lokal bisa berjalan bersama.

Bila hal ini di terapkan bisa berdampak ekonomi pun mulai terasa. Warga sekitar bisa membeli sayuran segar dengan harga terjangkau langsung dari lahan. Bahkan sebagian hasil panen bisa mulai dijual ke kafe dan restoran yang mengusung konsep farm-to-table. Pendapatan ini digunakan untuk merawat sistem dan mengembangkan fasilitas pelatihan.

Dijelaskan Herman Djide bahwa saatnya kita menduplikasi konsep ini di wilayah lain yang memiliki lahan tidur sebab melihat potensi besar jika ini dikembangkan menjadi gerakan enyata dapat meningkatkan penghasilan keluarga.

Tentu pengusaha muda bisa mulai  melirik konsep ini untuk diterapkan di kawasan lahan lahan kosong untuk pertanian terpadu ini bisa dikustomisasi sesuai luas lahan yang tersedia.

Proyek Mini ini bisa membuktikan bahwa kolaborasi antara tradisi dan teknologi, jika dikelola dengan baik, mampu menjadi solusi atas tantangan ketahanan pangan dan lingkungan. Lahan tidur bukan lagi simbol kemiskinan potensi, tapi bisa menjadi lumbung harapan baru.

Kini, suara gemericik air dan kokok ayam terdengar bersahutan di tengah kebun , Di atas tanah yang dulu dibiarkan kosong, kehidupan tumbuh kembali — lebih hijau, lebih mandiri, dan lebih bijak ( Hasanuddin)

Read Entire Article
Pertanian | | | |