Ubi Jalar Berpotensi Jadi Superfood, Ketua DPD JNI Pangkep dan Warga Tani Dorong Pengembangan Pangan Lokal

6 hours ago 2

PANGKEP SULSEL— Ketua DPD Jurnalis Nasional Indonesia (JNI) Cabang Kabupaten Pangkep, Herman Djide, diselah selah acara arisan dan buka puasa bersama anggota dan pengurus DPD JNI Cabang Kabupaten Pangkep di warkop Puang Bos halaman stadion Andi Mappe Pangkajene Minggu (16/3/2025)

Dia menyampaikan bahwa ubi jalar yang seperti ini merupakan salah satu sumber pangan lokal bernutrisi tinggi yang memiliki potensi besar dikembangkan sebagai superfood masa depan.

Menurut Pimpinan Redaksi Media Indonesia Satu perwakilan Kabupaten Pangkep, yang di juluki media Satu seribu portal, Herman Djide mengatakan bahwa ubi Jalar selain kaya akan vitamin dan mineral penting, ubi jalar memiliki kandungan serat dan antioksidan alami yang baik bagi kesehatan. Ia menilai ubi jalar sangat mungkin menjadi pangan alternatif yang dapat meningkatkan ketahanan pangan masyarakat lokal sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi melalui inovasi produk olahan.

"Ubi jalar tidak hanya sebagai pangan biasa. Jika dikembangkan dengan baik, ini bisa menjadi superfood unggulan dari Pangkep. Potensi gizinya tinggi, mudah dibudidayakan, dan sudah menjadi bagian dari tradisi masyarakat kita, " ujar Herman Djide.

Selain itu, Muh Nurdin, salah satu warga tani dari Kampung Parang Luara, Desa Bantimurung, Kecamatan Tondong Tallasa, juga menyambut baik gagasan tersebut. Menurutnya, ubi jalar memang telah menjadi bagian dari kehidupan petani di daerahnya sejak lama.

"Kami di sini sudah biasa tanam ubi jalar di sawah setelah panen padi. Dari dulu, sejak nenek dan orang tua kami, ubi jalar ini jadi makanan pokok setelah padi. Jadi kalau panen padi selesai, kami lanjut tanam ubi jalar untuk kebutuhan sehari-hari, " tutur Muh Nurdin.

Muh Nurdin menambahkan, biasanya hasil panen ubi jalar disimpan di atas rumah atau loteng sebagai persediaan makanan untuk beberapa bulan ke depan. Cara ini, menurutnya, sudah menjadi tradisi turun-temurun yang menjaga ketahanan pangan keluarga petani.

"Kalau sudah panen ubi, biasa kami simpan di atas rumah. Itu jadi makanan pokok juga, apalagi kalau musim padi belum datang. Ubi jalar ini penyelamat keluarga kami, selain sehat juga bisa mengenyangkan, " lanjutnya.

Herman Djide juga mengapresiasi kearifan lokal tersebut dan mendorong agar tradisi ini mendapat perhatian dari pemerintah, baik melalui bantuan bibit unggul maupun pelatihan pengolahan ubi jalar menjadi produk bernilai jual tinggi.

"Tradisi menanam ubi jalar di sela musim padi harus terus dilestarikan. Tapi jangan berhenti sampai situ. Kita harus berpikir bagaimana ubi jalar ini bisa diolah jadi produk siap saji, tepung, camilan sehat, atau bahkan susu nabati. Itu akan membuka peluang usaha baru untuk masyarakat Pangkep, " jelas Herman Djide.

Ia menilai bahwa penguatan komoditas lokal seperti ubi jalar sejalan dengan program ketahanan pangan nasional. Apalagi, dengan tantangan krisis pangan global, pangan lokal yang sehat dan mudah ditanam menjadi solusi yang sangat strategis.

Muh Nurdin sendiri berharap agar ke depan ada program khusus dari pemerintah daerah untuk membantu petani ubi jalar, terutama terkait pemasaran hasil panen dan pengolahan produk turunan.

"Selama ini kita cuma makan sendiri atau jual di pasar biasa. Kalau ada pabrik atau usaha yang mau beli hasil petani, pasti kami semangat tanam lebih banyak. Semoga pemerintah bantu kami untuk kembangkan ini, " kata Nurdin penuh harap.

Herman Djide menegaskan, pihaknya di JNI siap menjadi jembatan antara petani, pemerintah, dan pihak swasta untuk mengembangkan potensi ubi jalar. Menurutnya, jika dikelola serius, ubi jalar bisa menjadi ikon pangan sehat Kabupaten Pangkep yang dikenal luas.

"Kami akan terus mendorong kolaborasi semua pihak, supaya ubi jalar ini tidak hanya jadi pangan tradisional, tapi juga bisa masuk pasar modern dan jadi kebanggaan masyarakat Pangkep, " tutup Herman Djide. ( Ince )

Read Entire Article
Pertanian | | | |