GROBOGAN - Suasana persawahan di Desa Karangharjo, Kecamatan Pulokulon, tampak berbeda dari biasanya. Puluhan petani bersama anggota Satgas TMMD Reguler ke-126 Kodim 0717/Grobogan kompak turun ke sawah untuk melakukan “gropyokan”, aksi berburu tikus secara massal demi menyelamatkan tanaman padi dari serangan hama yang meresahkan. Selasa (21/10/2025).
Kegiatan ini menjadi wujud nyata kolaborasi antara TNI dan masyarakat dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Tidak hanya melaksanakan pembangunan fisik, Satgas TMMD juga aktif mendukung kegiatan non-fisik yang menyentuh langsung kepentingan warga, salah satunya pengendalian hama pertanian.
Salah satu petani setempat, Sunarjo, mengungkapkan bahwa aksi gropyokan ini merupakan bentuk kepedulian bersama terhadap ancaman gagal panen akibat populasi tikus yang meningkat.
“Kami turun bersama anggota TNI, PPL, dan Gapoktan. Begitu menemukan lubang sarang tikus, kami lakukan pengasapan pakai belerang agar tikus keluar, lalu langsung kami tangkap. Cara ini efektif dan bisa mengurangi populasi hama, ” ujar Sunarjo saat ditemui di area persawahan.
Ia menambahkan, selain metode gropyokan, petani juga mulai menerapkan strategi lain seperti pembuatan kandang plastik, pemasangan perangkap, dan tanam serempak untuk mencegah perkembangan hama.
“Dengan cara-cara sederhana tapi rutin, kami berharap hasil panen bisa meningkat dan tidak terganggu lagi oleh serangan tikus, ” imbuhnya.
Dari pihak Satgas TMMD, Serda Agung, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kepedulian TNI terhadap kesejahteraan masyarakat tani di wilayah binaan.
“Hama tikus ini ancaman nyata bagi petani. Karena itu, kami tidak hanya fokus membangun infrastruktur, tetapi juga ikut menjaga ketahanan pangan warga. Gotong royong seperti ini bisa menumbuhkan semangat baru di kalangan petani, ” jelasnya.
Sementara itu, Hartono, selaku Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Kecamatan Pulokulon, memberikan apresiasi atas sinergi TNI dan masyarakat yang terus terjalin.
“Kegiatan gropyokan bersama Satgas TMMD sangat membantu. Selain bisa mengurangi hama, kegiatan ini juga menumbuhkan rasa kebersamaan. Dengan pendampingan seperti ini, kami optimis hasil panen tahun ini akan lebih baik, ” tutur Hartono penuh semangat.
Kegiatan gropyokan ini tidak hanya berhasil menekan populasi tikus, tetapi juga mempererat hubungan antara TNI dan masyarakat desa. Sinergi ini menjadi bukti bahwa semangat gotong royong masih hidup dan menjadi kunci utama dalam membangun ketahanan pangan di pedesaan.
(Tohir/ Agung)